Saturday, May 20, 2017


Self Programming
Self Programming

Belajar pemrograman terkadang melelahakn. Wait . . . bukan terkadang, tetapi sangat melelahkan, seorang programmer bisa lupa dengan apapun ketika mulai masuk dalam irama coding. Irama koding adalah sesuatu permasalahan yang mulai hampir ketemu solusinya padahal masih panjang perjalannanya.

Hal tersebut seperti drugs atau narkoba, dimana jika seorang programmer meninggalkannya akan merasa sakau. Pada titik itulah seorang programmer sering lupa dengan kehidupan lingkungannya, bahkan akibat yang terparah adalah para programmer bersikap introvert atau mungkin yang leibh parah lagi adalah mereka "Lupa dengan dirinya sendiri".

Saya mulail terbawa suasana tersebut. Hampir beberapa tahun ini saya tidak bisa tidur normal, semua itu karena aroma narkoba yang ada pada keyboard dan monitor yang memaksa saya untuk tetap stay di meja belajar saya. Hal tersebut melelahkan terkadang tubuh tidak kuat menahan tetapi terus memaksa.

Kesulitan mencerna pembelajaran tentang pemrograman merupakan salah satu faktor penyebab juaga. Karena hal tersebut, akan membuat setiap orang yang belajar akan memberikan perhatian lebih pada pembelajarannya.

Perkuliahan di kelas tidak membantu. Meskipun membantu paling hanya sekitar 10 %, itu pun bisa jadi terlalu banyak. Karena universitas yang saya tempati adalah pembisnis yang baik, bukan pendidik yang baik.

Selain itu, yang lebih parah adalah tentang metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang salah telah tertanam pada memori awal. Sehingga memori tersebut berat untuk menerima metode yang benar karena tidak ditanamkan fundamental tentang metode pembelajaran yang baik.

Hari Yang Di Tunggu Tiba

Metode pembelajaran yang bisa dibilang hancur, menyebabkan saya untuk mulai belajar otodidak. Hal tersebut pun membuat saya sedikit malas untuk masuk kedalam perkuliahan, karena para pengajar hanya terfokus pada sekeratas piagam penghargaan yang saya pun tidak tahu indikator nya apa.

Saya katakan mereka gagal sebagai dosen, karena saya melihat suasan kelas saya. Mereka dari 40 sekian orang sampai smester akhir, tidak ada yang benar - benar mengerti tentang pemrograman. Bahakn dari mereka ada yang tidak mengerti sama sekali tentang apa itu pemrograman. Apa itu html atau apa itu CSS. 

Selain itu, yang lebih buruknya adalah mereka yang tidak mengerti sama sekali itu tetap dapat nilai A dan di luluskan sebagai orang yang mengerti. Dimana letak tanggung jawab mereka sebagi seorang pasca sarjana.

Pencarian saya pun berlanjut. Saya terus mencari sumber daya materi dari setiap website, saya senang denga ebook dari luar negeri terutama dari Head First Group mereka menciptakan buku yang sangat elgant yang menekankan pada fundamental. 

Karena mereka tahu, programmer bukan jasa ketik tetapi sebuah pemikiran tentang merealisasikan dunia nyata kedalam program. 

Tindakan saya tersebut melupakan langkah yang baik untuk karir pemrograman saya, tetapi langkah awal yang buruk untuk kesehatan saya. Karena hal itu, saya tidur 2 jam sehari karena terus teringat pada pemrograman. Setiap hari semakin buruk, sampai akhirnya saya insomnia.

Sebuah Pemahaman

Pencarian tutorial baik itu tulisan atau pun visul, saya terus lakukan. Saya bertekad saya harus bisa membuat sebuah web aplikasi dimana disitu saya mendapatkan hasil dari belajar saya, yaitu uang. Saya terus berselancar di internet, sempat beberapa kali tenggelam dan saya terus mencobanya.

Sampai pada waktunya saya bosan, saya mulai mengetikan "Self Programming". Saya pun tidak mengerti kenapa saya menuliskan hal tersebut, ketika saya tekan tombol enter, saya masuk dalam sebuah website karya anak binus, disana mulai dikatakan tips tentang menjadi seorang programmer.

Tidak tahu kenapa, hal tersebut membuat saya tertarik untuk membacanya. Baris demi baris saya baca artikel itu dengan mata yang sudah lelah. Terkadang saya salah baca karena lompat baris, tetapi saya balik lagi meluruskan apa yang saya lewati.

Beberapa kutipan artikel seperti, "Seorang programmer yang bertekad keras boleh, tapi jangan biarkan dirimu lupa akan ibadah mu", yang terpenting dari sebuah program adalah self programming. Seorang programmer bisa dikatakan sebagai seorang programmer sukses jika mereka bisa mengendalikan dirinya, memprogram dirinya untuk menjadi sosok yang lebih baik.

Mulai Cerah 

Pernyataan artikel yang saya temukan diawal itu, menyita perhatian saya. Saya terus memikirkan hal tersebut, sampai akhirnya saya mengerti. Program yang nyata adalah memprogram diri sendiri untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Seorang programmer tidak mau ada  masalah pada programmnya, oleh karena itu juga kita tidak mau melihat program yang sudah dibuat "Self Programming" dirusak oleh kita sendiri.

Kita harus melihat beberapa aspek. Kita harus bisa memberikan hak dan kewajiban pada setiap anggota tubuh, dimana mata berhak tidur, tubuhh berhak beristiraha dan sebagainya.

Mulai sekarang saya mengerti tentang Real Programming.

Perubahan yang saya lakukan baru baru ini tidak banya. Hanya menambah tidur beberapa jam, serta memberikan space keheningan dalam diri saya. Tetapi hal tersebut merupakan kemajuan bagi saya.

Semoga saya dan anda pembaca artikel ini bisa menjadi seorang programmer handal dalam dunia nyata.

0 comments:

Total Pageviews

Popular Posts